ANALISI
GALAT DAN TAYLOR
Makalah
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah : Metode Numerik
Di
Susun Oleh:
Kelompok
1
Ahmad
Farid
Fatmawati
Rahmawati
Tsoraya
Zahtotun
Niswah
TARBIYAH/MATEMATIKA-D/SEMESTER
7
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Prasyarat
yang diperlukan untuk mempelajari metode numerik adalah matematika.Matematika
adalah ilmu dasar, jadi anda diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai
konsep fungsi, geometri, konsep kalkulus seperti tunanan dan integral, dan
sebagainya. Tidak paham terlalu dalam tidak apa, yang penting anda mengerti.
Banyak
teorema matematika yang dipakai di sini. Dari sekian banyak teorema tersebut,
ada satu teorema yang menjadi kakas (tools) yang sangat penting
dalam metode numerik, yaitu teorema deret Taylor. Deret Taylor adalah
kakas yang utama untuk menurunkan suatu metode numerik.Dalam matematika, deret
Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari
suku-suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik.
Deret ini dapat dianggap sebagai limit polinomial Taylor.
Pada
umumnya fungsi-fungsi yang bentukny
a kompleks dapat
disederhanakan menjadi fungsi hampiran dalam bentuk fungsi polinomial yanglebih sederhana.Fungsi polinomial lebih mudah dipahami kelakuannya.Apabila kita melakukan pekerjaan hitungan dengan menggunakan fungsiyang sesungguhnya, maka akan kita dapatkan hasil solusi eksak (solusi sejati).Tetapi bila kita melakukan pekerjaan hitungan dengan menggunakan fungsihampiran, maka akan kita dapatkan hasil solusi hampiran (solusi pendekatan).Perbedaan antara solusi eksak dan solusi hampiran terletak pada adanyagalat pada solusi hampiran.Galat pada solusi numerik harus dihubungkandengan seberapa teliti polinomial dalam menghampiri fungsi yangsesungguhnya. Biasanya dalam menghampiri fungsi yang sesungguhnya, orangmenggunakan apa yang disebut dengan deret Taylor.
a kompleks dapat
disederhanakan menjadi fungsi hampiran dalam bentuk fungsi polinomial yanglebih sederhana.Fungsi polinomial lebih mudah dipahami kelakuannya.Apabila kita melakukan pekerjaan hitungan dengan menggunakan fungsiyang sesungguhnya, maka akan kita dapatkan hasil solusi eksak (solusi sejati).Tetapi bila kita melakukan pekerjaan hitungan dengan menggunakan fungsihampiran, maka akan kita dapatkan hasil solusi hampiran (solusi pendekatan).Perbedaan antara solusi eksak dan solusi hampiran terletak pada adanyagalat pada solusi hampiran.Galat pada solusi numerik harus dihubungkandengan seberapa teliti polinomial dalam menghampiri fungsi yangsesungguhnya. Biasanya dalam menghampiri fungsi yang sesungguhnya, orangmenggunakan apa yang disebut dengan deret Taylor.
Pada
bagian yang lain, kita akan membahas konsep galat.Solusi yang diperoleh secara
numerik adalah nilai hampiran dari solusi sejati.Ini berarti terdapat galat (error)
pada solusi hampiran tersebut. Pada makalah ini kamiakan menjelaskan konsep
galat, cara mengukur galat, penyebab galat. perambatan galat, dan
ketidakstabilan perhitungan akibat galat.
BAB II
DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
A.
Deret
Taylor
Kebanyakan dari metode-metode numerik yang
diturunkan didasarkan pada penghampiran fungsi ke dalam bentuk polinom.Fungsi
yang bentuknya kompleks menjadi lebih sederhana bila dihampiri dengan polinom,
karena polinom merupakan bentuk fungsi yang paling mudah dipahami
kelakuannya.Kalau perhitungan dengan fungsi yang sesungguhnya menghasilkan
solusi sejati, maka perhitungan dengan fungsi hampiran menghasilkan solusi
hampiran.bahwa solusi numerik merupakan pendekatan (hampiran) terhadap solusi
sejati, sehingga terdapat galat sebesar selisih antara solusi sejati dengan
solusi hampiran. Galat pada solusi numerik harus dihubungkan dengan seberapa
teliti polinom menghampiri fungsi sebenarnya.Alat yang digunakan untuk membuat
polinom hampiran adalah Deret Taylor.
B.
Definisi
Deret Taylor
Sebuah
fungsi dapat diekspansikan menjadi polinomial orde ke-n yang dikenal
sebagai deret Taylor. Diantara semua fungsi, polinom merupakan yang paling
mudah untuk dievaluasi, karena hanya menyangkut tiga operasi hitungan:
penambahan, pengurangan, dan perkalian. Ini alasannya mengapa kita menggunakan
polinom untuk mengaproksimasi fungsi-fungsi lainnya. Jika polinom linear
memberikan suatu aproksimasi tertentu terhadap , seharusnya
kita mengharapkan polinom kuadrat (dengan grafik melengkungnya) akan lebih
baik, polinom kubik akan lebih baik lagi, dan seterusnya. Sasaran kita adalah
menemukan deret orde n yang mengaproksimasi secara paling
“baik”. Pertama kita tinjau kasus kuadrat. Polinom linear disebut Deret Taylor Orde 1 pada untuk , menurut
matematikawan Inggris Brook Taylor (1685-1731), kita dapat mengharapkan merupakan suatu aproksimasi yang baik terhadap hanya didekat .
Suatu pengamatan penting mengenai kasus linear
adalah bahwa f dan aproksimasinya , seperti
halnya juga turunan-turunannya dan , bersesuaian
pada . Untuk
perumusan umum bagi deret kuadrat , kita
tekankan tiga kondisi, yaitu:
Deret kuadrat unik yang
memenuhi kondisi-kondisi ini (Deret Taylor orde 2) adalah:
Seperti yang terlihat,
aproksimasi kuadrat yang berpadanan adalah:
Andaikan f dan semua turunannya, f’,
f”,f’”, ..., terus menerus di dalam selang [a-r, a+r]. Misalkan a Î[a, b],
maka
untuk nilai-nilai x di sekitar a (Gambar 1) dan x Î[a, b], f(x)dapat
diperluas (diekspansi) ke dalam Deret Taylor:
(Gambar 1) Nilai-nilai
x disekitar
Contoh 1
Carilah
pada untuk dan gunakan
untuk mengaproksimasi ln (0,9) dan ln(1,5).
Penyelesaian:
Karena , , maka:
dan , karenanya akibatnya
Sehingga,
dan
Aproksimasi ini seharusnya dibandingkan dengan nilai-nilai
empat decimal yang benar yaitu -0,1054 dan 0,4055. Seperti apa yang diharapkan,
aproksimasi ini jauh lebih baik pada kasus yang pertama, karena 0,9 lebih dekat
ke 1 dari pada 1,5 ke 1.
Kasus
khusus adalah bila fungsi diperluas di sekitar = 0,
maka deretnya dinamakan deret Maclaurin orde n, nama ini untuk menghormati matematikawan
Scotlandia Colin Maclaurin (1698-1746) yang merapakan deret Taylor baku.
Deret ini memberikan aproksimasi yang sahih dekat = 0, yakni:
Contoh 2
Cari
deret Maclaurin orde n untuk dan . Kemudian hitung nilai dan dengan menggunakan n = 4
Penyelesaian:
Tabel
perhitungan turunan
Pada
|
Pada
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
0
|
|||
1
|
-1
|
|||
1
|
0
|
|||
1
|
1
|
|||
……..
|
……….
|
………
|
……….
|
……….
|
Diperoleh bahwa:
Jadi dengan menggunakan
n = 4 dan x = 0,2 kita peroleh:
Hasil-hasil ini
seharusnya dibandingkan dengan nilai tujuh posisi yang benar yaitu 1,2214028
dan 0,9800666
C.
Analisis
Galat
Menganalisis
galat sangat penting di dalam perhitungan yang menggunakan metode numerik.Galat
berasosiasi dengan seberapa dekat solusi hampiran terhadap solusi
sejatinya.Semakin kecil galatnya, semakin teliti solusi numerik yang
didapatkan. Kita harus memahami dua hal: (a) bagaimana menghitung galat, dan
(b) bagaimana galat timbul.
Misalkan
adalah nilai hampiran
terhadap nilai sejati , maka
selisih:
e
= –
disebut
galat. Sebagai contoh, jika - 10.5
adalah nilai hampiran dari a - 10.45, maka galatnya adalah e= -0.01. Jika tanda galat (positif atai
negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat mutlak dapat didefinisikan
sebagai:
½e½=½ - ½
Sayangnya,
ukuran galat ekurang
bermakna sebab ia tidak menceritakan seberapa besar galat itu dibandingkan
dengan nilai sejatinya. Sebagai contoh, seorang anak melaporkan panjang
sebatang kawat 99 cm, padahal panjang sebenarnya 100 cm. Galatnya adalah 100 –
99 = 1 cm. Anak yang lain melaporkan panjang sebatang pensil 9 cm, padahal
panjang sebenarnya 10 cm, sehingga galatnya juga 1 cm. Kedua galat pengukuran
sama-sama bernilai 1 cm, namun galat 1 cm pada pengukuran panjang pensil lebih
berarti daripada galat 1 cm pada pengukuran panjang kawat. Jika tidak ada
informasi mengenai panjang sesungguhnya, kita mungkin menganggap kedua galat
tersebut sama saja. Untuk mengatasi interpretasi nilai galat ini, maka galat
harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya. Gagasan ini melahirkan apa
yang dinamakan galat relatif.
Galat
relatif didefinisikan sebagai:
atau dalam persentase:
Karena
galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatif tersebut dinumakun
juga galat relatif sejati.Dengan demikian, pengukuran panjang kuwat
mempunyai galat relatif sejati = 1/100 = 0.01, sedangkan pengukuran panjang
pensil mempunyai galat relatif sejati = 1/10 = 0.1.
Dalam
praktek kita tidak mengetahui nilai sejati , karena
itu galat eseringkali
dinormalkan terhadap solusi hampirannya, sehingga galat relatifnya dinamakan
galat relatif hampiran:
Contoh 3
Misalkan
nilai sejati = 10/3 dan nilai hampiran = 3.333. Hitunglah galat, galat mutlak,
galat relatif, dan galat relatif hampiran.
Penyelesaian:
galat
= 10/3 – 3.333 = 10/3 – 3333/1000 = 1/3000 = 0.000333...
galat
mutlak =10.000333... 1 = 0.000333...
galat
relatif = (l/3000)/(10/3) = 1/1000 = 0.0001
galat
relatif hampiran = (l/3000)/3.333 = 1/9999
Galat
relatif hampiran yang dihitung masih mengandung kelemahan sebab nilai etetap
membutuhkan pengetahuan nilai (dalam praktek kita jarang sekali mengetahui nilai sejati ). Oleh karena itu, perhitungan galat
relatif hampiran menggunakan pendekatan lain. Pada perhitungan numerik yang
menggunakan pendekatan lelaran (iteration), eRAdihitung dengan cara:
yang
dalam hal ini xr+1adalah nilai hampiran lelaran sekarang dan xradalah
nilai hampiran lelaran sebelumnya. Proses lelaran dihentikan bila:
½eRA½<eS
yang
dalam hal ini eSadalah
toleransi galat yang dispesifikasikan. Nilai eSmenentukan ketelitian solusi
numerik. Semakin kecil nilai eS, semakin teliti solusinya, namun
semakin banyak proses lelarannya. Contoh 2.5 mengilustrasikan hal ini.
Contoh 4
Misalkan
ada prosedur lelaran sebagai berikut:
r = 0, 1,2,3,
…..
Lelaran
dihentikan bila kondisi ½eRA½<eS,dalam hal ini eSadalah toleransi galat yang
diinginkan. Misalkan dengan memberikan x0= 0.5, dan eS = 0.00001 kita memperoleh runtunan:
x0
= 0.5
x1
= 0.4791667 ; ½eRA = (x1
– x0)/x1 ½ = 0.043478 >eS
x2
= 0.4816638 ; ½eRA = (x2
– x1)/x2 ½ = 0.0051843 >eS
x3
= 0.4813757 ; ½eRA = (x3
– x2)/x3 ½ = 0.0005984 >eS
x4
= 0.4814091 ; ½eRA = (x4
– x3)/x4 ½ = 0.0000693 >eS
x5
= 0.4814052 ; ½eRA = (x5
– x4)/x5 ½ = 0.0000081 >eS
Pada
lelaran ke-5, ½eRA½<eS sudah terpenuhi sehingga lelaran
dapat dihentikan.
D.
Sumber
Utama Galat Numerik
Secara
umum terdapat dua sumber utama penyebab galat dalam perhitungan numerik:
1.
Galat
pemotongan (truncation error)
2.
Galat
pembulatan (round-off error)
Selain
kedua galat ini, masih ada sumber galat lain, antara lain:
a. Galat
eksperimental, yaitu
galat yang timbul dari data yang diberikan, misalnya karena kesalahan
pengukuran, ketidaktelitian alat ukur, dan sebagainya.
b. Galat
pemrograman. Galat
yang terdapat di dalam program sering dinamakan dengan kutu (bug), dan
proses penghilangan galat ini dinamakan penirkutuan (debugging).
1)
Galat
Pemotongan
Galat pemotongan mengacu pada galat yang ditimbulkan
akibat penggunaan hampiran sebagai pengganti formula eksak.Maksudnya, ekspresi
matematik yang lebih kompleks “diganti” dengan formula yang lebih sederhana.
Tipe galat pemotongan bergamung pada metode komputasi yang digunakan untuk
pengliampiran sehingga kudang-kadang ia disebut juga galat metode. Misalnya,
turunan pertama fungsi f di xi,dihampiri dengan formula:
yang dalam hal ini h adalah lebar absis xi+1 dengan xi.Galat yang ditimbulkan
dari penghampiran turunan tersebut merupakan galat pemotongan.
Istilah “pemotongan” muncul karena banyak metode
numerik yang diperoleh dengan penghampiran fungsi menggunakan deret Taylor.
Karena deret Taylor merupakan deret yang tak-berhingga, maka untuk penghampiran
tersebut deret Taylor kita hentikan/potong sampai suku orde tertentu saja.
Penghentian suatu deret atau runtunan langkah-langkah komputasi yang tidak
berhingga menjadi runtuaan langkah yang berhingga itulah yang menimbulkan galat
pemotongan.
Contohnya,
hampiran fungsi cos(x) dengan bantuan deret Taylor di sekitar x = 0:
Deret Taylor fungsi cos(x)sebenarnya tidak berhingga, namun untuk keperluan
praktis, deret tersebut kita potong sampai suku orde tertentu, misalnya sampai
suku orde n = 6 seperti pada contoh di atas. Kita melihat bahwa
menghampiri cos(x)dengan
deret Taylor sampai suku berderajat enam tidak memberikan hasil yang tepat.
Galat pada nilai hampiran diakibatkan oleh pemotongan suku-suku deret. Jumlah
suku-suku selanjutnya setelah pemotongan merupakan galat pemtongan untuk cos(x).Kita tidak dapat
menghitung berapa persisnya galat pemtongan ini karena jumlah seluruh suku-suku
setelah pemotongan tidak mungkin dapat dihitung. Namun, kita dapat menghampiri
galat pemotongan ini dengan rumus suku sisa:
Pada
contoh cos(x) di atas,
Nilai Rnyang tepat
hampir tidak pernah dapat kita peroleh, karena kita tidak mengetahui nilai c sebenarnya terkecuali informasi bahwa c
terletak pada suatu selang tertentu. Karenanya tugas kita adalah mencari
nilai maksimum yang mungkin dari ½Rn½ untuk c dalam selang yang diberikan
itu [PUR84], yaitu:
Contoh
komputasi lain yang menghasilkan galat pemotongan adalah perhitungan dengan
menggunakan skema lelaran. Sayangnya, tidak seperti deret Taylor, galat
pemotongan pada perhitungan dengan skema lelaran tidak ada rumusnya.
Galat
pemotongan pada deret Taylor dapat dikurangi dengan meningkatkan orde
suku-sukunya, namun jumlah komputasinya menjadi lebih banyak. Pada metode yang
menerapkan skema lelaran, galat pemotongan dapat dikurangi dengan memperbanyak
lelaran.Hal ini ditunjukkan pada Contoh 2.5 dengan memberikan nilai eSyang
sekecil mungkin.
Contoh
5
Gunakan deret Taylor orde 4 di sekitar x0 = 1 untuk menghampiri
1n(0.9) dan berikan taksiran untuk galat pemotongan maksimum yang dibuat.
Penyelesaian:
Tentukan
turunan fungsi f(x) = 1n(x) terlebih
dahulu:
f(x) = 1n(x) ®f(1) = 0
f’(x) = 1/x ®f’(1) = 1
f”(x) = -1/x2 ®f”(1) = -1
f’”(x) = 2/x3 ®f’”(1) = 2
f(4)(x) = -6/x4 ®f(4)(1)
= -6
f(5)(x) = 24/x5 ®f(5)(c)
= 24/c5
Deret
Taylornya adalah:
1n(x) = (x – 1) - (x – 1)2/2
+ (x – 1)3/3 – (x – 1)4/4 + R4(x)
dan
1n(0.9)
= -01. – (0.1)2/2 + (-0.1)3/3 - (-0.1)4/4 + R4(x) = -0.1053583 + R4(x)
juga
Dan
nilai Max ½24/c5½
di dalam selang 0.9 <c <1 adalah pada c = 0.9 (dengan mcndasari pada fakta bahwa suatu pecahan
nilainya semakin membesar bilamana penyebut dibuat lebih kecil), sehingga:
Jadi
1n(0.9) = -0.1053583 dengan galat pemotongan lebih kecil dari 0.0000034.
Contoh
6
Deret Taylor
dapat digunakan untuk menghitung integral fungsi yang sulit diintegralkan
secara analitik (bahkan, adakalanya tidak mungkin dihitung secara analitik).
Hitunglah hampiran nilai secaranumerik, yaitu fungsi f(x)=dihampiri dengan deret Maclaurin orde 8.
Penyelesaian:
Deret Maclaurin orde 8 dari fungsi adalah:
Dengan demikian, maka:
2)
Galat Pembulatan
Perhitungan dengan metode numerik hampir
selalu menggunakan bilangan riil.Masalah timbul bila komputasi numerik
dikerjakan oleh mesin (dalam hal ini komputer) karena semua bilangan riil tidak
dapat disajikan secara tepat di dalam komputer.,Keterbatasan komputer dalam
menyajikan bilangan riil menghasilkan galat yang disebut galat pembulatan.Sebagai
contoh 1/6 = 0.166666666... tidak dapat dinyatakan secara tepat oleh komputer
karena digit 6 panjangnya tidak terbatas. Komputer hanya mampu
merepresentasikan sejumlah digit (atau bit dalam sistem biner) saja. Bilangan
riil yang panjangnya melebihi jumlah digit (bit) yang dapat direpresentasikan
oleh komputer dibulatkan ke bilangan terdekat.Misalnya sebuah komputer hanya
dapat merepresentasikan bilangan riil 6 digit angka berarti, maka representasi
bilangan 1/6 = 0.1666666666... di dalam komputer 6-digit tersebut adalah
0.166667. Galat pembulatannya adalah 1/6 -0.166667 = -0.000000333. Contoh dalam
sistem biner misalnya 1/10 = 0.000110011001100110011 00110011...2
direpresentasikan di dalam komputer dalam jumlah bit yang terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.carapedia.com/definisi_galat_dan_taylor_info499_html.
Donwload: Monday, 10 Sept 2012 at 01.36 pm
http://www.wikipedia.com/pengertian_deret_taylor_jk0042_html.
Donwload: Monday, 10 Sept 2012 at 02.31 pm
untuk lebih jelasnya silahkan klik www.iaincirebon.ac.id
No comments:
Post a Comment