METODE
BISECTION
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas
tersruktur
Mata Kuliah : Metode Numerik
Dosen :
Saluky, M.Kom
Di susun oleh :
Kelompok 3 :
Adek Kristine ( 59451104 )
Iwan Awlanudin (59451127 )
Kusnia (59451132 )
Riza Wijayanti (59451145 )
Tarbiyah
/ Smt VII / MTK D
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2012
METODE BISECTION
Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan
akar-akar persamaan non linier. Akar sebuah persamaan adalah nilai-nilai
x yang menyebabkan nilai sama dengan nol. Dengan kata lain akar persamaan
adalah titik potong antara kurva dan sumbu X.
Beberapa persamaan polynomial yang sederhana dapat
diselesaikan dengan theorema sisa, sehingga tidak memerlukan metode numerik
dalam menyelesaikannya, karena metode analitik dapat dilakukan. Tetapi bagaimana
menyelesaikan persamaan. Tampaknya sederhana, tetapi untuk menyelesaikan
persamaan non linier merupakan metode pencarian akar secara berulang-ulang. Metode
yang akan dibahas pada bab ini adalah metode bisection
Sebelum lebih jauh membahas metode bisection, ada
sebuah teorema yang senantiasa digunakan dalam proses iterasi sebagai berikut.
Theorema
Suatu fungsi f(x) terdefinisi dan diketahui sebuah
range . Fungsi f(x) akan mempunyai akar bila dan berlawanan tanda atau memenuhi. Ide awal metode ini
adalah metode tabel, dimana area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja metode
bisection ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih
bagian mana yang mengandung akar dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang.
Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
Gambar 1. Pencarian akar menggunakan metode bisection
Untuk menggunakan metode bisection, terlebih dahulu ditentukan
batas bawah (a) dan batas atas (b).
Kemudian dihitung nilai tengah: Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan
keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila
f(a) dan f(b) berlawanan tanda. Setelah diketahui dibagian mana yang terdapat
akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari
bagian yang mempunyai akar.
Batasan a dan b memberikan
harga bagi fungsi f(x) untuk x = a dan x = b. Langkah selanjutnya adalah
memeriksa apakah f(a) × f(b) < 0.
Dengan
rumusan c = (a+b)/2, diperiksa apakah nilai mutlak f(c ) < 0 (batas simpangan kesalahan). Jika benar, nilai x =
c adalah solusi yang dicari. Jika tidak terpenuhi, ditetapkan batasan baru
dengan mengganti nilai b = c apabila f(a)*f(c) < a =" c "> 0;
proses menemukan c baru dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan.
|
|
|
Metode Bisection ini paling sederhana dan paling intractif dari
metode pendekatan berturut-turut untuk melokalisasi sebuah persamaan akar f(x)
= 0 dalam selang [a,b].
Metode ini didasrkan pada teorema nilai antara untuk fungsi
kontinu., yang menyatakan pada suatu selang [a,b] sedemikian sehingga
titik-titik ujung f berlawanan tanda, missal f(a) < 0, harus mengandung
suatu akar. Metode ini merupakan pengulangan pembagiduaan selang yang memenuhi
teorema di atas.
Metode
bisection juga disebut metode root-finding yang mana interval bisect dengan
berulang dan memilih sub interval yang mana akarnya harus ada proses
berikutnya. metode ini sangat simple tapi relatif lambat. karena, biasanya
sering memperoleh perkiraan yang masih kasar sebagai solusi yang kemudian
digunakan untuk starting point metode konvergen dengan cepat.
Metode
ini di jaminkan untuk menemukan akar dari f (f adalah kontinyu pada interval
(a,b) dan f(a) f(b) harus berlawanan tanda. Secara rinci, jika P = (a+b)/2
adalah titik tengah pada interval awal, dan Pn adalah titik tengah pada
interval n, kemudian selisih antara Pn dan solusi P dibatasi oleh :
Formula
ini biasanya dapat menentukan nilai kenaikan iterasi yang metode bisection akan
dibutuhkan untuk menemukan akar dengan toleransi yang pasti.
Kelebihan metode
ini: Sangat Simple, konvergen terjamin.
Kekurangan metode
ini: proses convergen lamban.
Contoh
Algoritma Metode Bisection adalah sebagai berikut :
1.
definisikan
fungsi f(x) yang akan dicari akarnya.
2.
Tentukan nilai
a dan b misal: a = batas bawah interval, b = batas atas interval.
3.
Tentukan
toleransi e dan iterasi (pengulangan) maksimum N.
4.
Hitung f(a) dan f(b).
5.
Kondisikan
jika:
- f (a) x f (b) < 0, maka terdapat akar
didalam interval, maka lanjut ke tahap 2.
- f (a) x f (b) > 0, maka tidak terdapat
akar didalam interval, geser posisi interval.
- f (a) x f (b) = 0, maka antara a dan b
adalah akar.
6.
c = (a +b)/2
7.
hitung f(c).
8.
Uji keberadaan
akar, apakah berada diantara subinterval a dan c, atau berada diantara
subinterval c dan b. Jika :
- f (a) x f (c) < 0, maka akar berada di
subinterval a dan c, maka b = c. lalu lanjut ke tahap 4
- f (a) x f (c) > 0, maka akar berada di
subinterval b dan c, maka a = c. Lalu lanjut ke tahap 4
9.
jika |b –
a|<e maka iterasi (pengulangan) > iterasi maksimum maka proses dihentikan
dan didapatkan akar = c, dan bila tidak, ulangi langkah 6.
Contoh Soal:
1.
Carilah salah satu akar persamaan berikut:
xe-x+1 = 0
disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif (εa)
=0.001 dengan menggunakan
range
x=[−1,0].
Jawab:
Dengan memisalkan bahwa :
n (xl) = batas bawah = a
n (xu) = batas atas =
b
n (xr) = nilai tengah =
x
maka diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
Pada iterasi ke 10 diperoleh x =
-0.56738 dan f(x) = -0.00066
Untuk menghentikan iterasi, dapat
dilakukan dengan menggunakan toleransi error atau iterasi maksimum.
Catatan :
Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan10
iterasi, semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah
iterasi yang dibutuhkan.
2.
Hitung . Misalkan f(x)
= 2 – x2.
Jawab:
Misalkan f(x) = 2 – x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=-2.
Jadi akar
terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn =
=
= = 1,5
=
n
|
an
|
bn
|
Xn=(an + bn) / 2
|
F(xn)
|
1
|
1
|
2
|
1.5
|
-0.25
|
2
|
1
|
1.5
|
1.25
|
0.4375
|
3
|
1.25
|
1.5
|
1.375
|
0.109375
|
4
|
1.375
|
1.5
|
1.4375
|
-0.06641
|
5
|
1.375
|
1.4375
|
1.40625
|
0.022461
|
6
|
1.40625
|
1.4375
|
1.421875
|
-0.02173
|
7
|
1.40625
|
1.421875
|
1.4140625
|
0.000427
|
8
|
1.414063
|
1.421875
|
1.41796875
|
-0.01064
|
9
|
1.414063
|
1.417969
|
1.416015875
|
-0.0051
|
10
|
1.414063
|
1.416016
|
1.415039438
|
-0.00234
|
Jadi adalah 1.4150
3.
Cari akar dari f(x)=x3+ 3x – 5, yang ada
dalam interval [a = 1, b = 2] dengan ε = 0.001
Lihat gambar di
bawah ini.
Jawab.
I
|
a
|
x
|
b
|
f(a)
|
f(x)
|
f(b)
|
1
|
1
|
1.5
|
2
|
-1
|
2.875
|
9
|
2
|
1
|
1.25
|
1.5
|
-1
|
0.703125
|
2.875
|
3
|
1
|
1.125
|
1.25
|
-1
|
-0.201171875
|
0.703125
|
4
|
1.125
|
1.1875
|
1.25
|
-0.201171875
|
0.237060546875
|
0.703125
|
5
|
1.125
|
1.15625
|
1.1875
|
-0.201171875
|
0.014556884765625
|
0.237060546875
|
6
|
1.125
|
1.140625
|
1.15625
|
-0.201171875
|
-0.0941429138183594
|
0.0145568847656
|
7
|
1.140625
|
1.1484375
|
1.15625
|
-0.09414291381835
|
-0.400032997131348
|
0.01455688476562
|
8
|
1.1484375
|
1.15234375
|
1.15625
|
-0.04000329971313
|
-0.0127759575843811
|
0.01455688476562
|
9
|
1.15234375
|
1.154296875
|
1.15625
|
-0.0127759575843
|
0.000877253711223
|
0.0145568847656
|
Jadi akar adalah 1.154297
DAFTAR PUSTAKA
Chapra,
Steven dkk. 1996. Metode Numerik . Jakarta:
Erlangga
Munir,
Rinaldi. 2003. Metode Numerik.
Bandung: Informatika
Salusu,
A. 2008. Metode Numerik. Yogyakarta:
Graha Ilmu
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=metode+bisection&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCQQFjAB&url=http://directory.umm.ac.id/Labkom_ICT/labkom/bisection/2-metode-bagi-dua.ppt&ei=VM5VUKH4JofyrQep6ICQCA&usg=AFQjCNE6S5Zbv8vpiAD09bi7KRmglABQLg.
Diunduh : minggu 16-09-2012. pukul :
20:12 WIB
lebih jelasnya klik www.iaincirebon.ac.id
No comments:
Post a Comment