BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis, persaingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan
lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan
adalah melalui harga, diferensiasi produk atau jasa, fleksibilitas, waktu
pengiriman, dan mutu. Tidak dapat dipungkiri, mutu telah menjadi syarat utama
bagi kesuksesan bisnis. Persaingan bisnis di tingkat global semakin memberikan
banyak pilihan kepada konsumen, sehingga konsumen dalam memesan produk
dan jasa sangat memperhatikan biaya dan nilai. Oleh karena itu, untuk dapat
bertahan dan berhasil dalam lingkungan persaingan global, perusahaan harus
menghasilkan produk yang bermutu dan memberikan pelayanan yang bermutu.
Perhatian penuh kepada mutu akan memberikan dampak positif kepada
perusahaan, salah satunya dampak terhadap biaya produksi. Dampak terhadap
biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat
konformansi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat
kerusakan yang mungkin terjadi. Dengan demikian, proses produksi yang
memperhatikan mutu akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas dari
kerusakan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan terhindar dari pemborosan dan
inefisiensi sehingga biaya produksi akan menjadi rendah. Dampak terhadap
peningkatan laba terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas
yang berharga kompetitif. Konsumen akan memilih produk berkualitas tinggi
pada tingkat harga yang kompetitif. Hal ini akan meningkatkan penjualan dari
produk-produk tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.
Meningkatkan mutu tidak mudah, diperlukan usaha – usaha yang keras dan
serius. Banyak perusahaan yang belum benar – benar memahami bagaimana cara
meningkatkan mutu atau tidak puas dengan mutu yang telah dicapai. Untuk
menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan
terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan.
Salah satu cara meningkatkan mutu adalah dengan menerapkan suatu standar
manajemen mutu dalam perusahaan. Standar mutu internasional yang digunakan
secara luas di dunia telah diterbitkan oleh badan International Organization for
Standardization (ISO). ISO berisi beberapa seri standarisasi untuk jaminan mutu
akan produk yang dihasilkan perusahaan. ISO 9001:2000 merupakan salah satu
seri terlengkap. Menurut Gasperz (2002:1) ISO 9001:2000 adalah ”Suatu standar
internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu
manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan
memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.” Manajemen
mutu merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen. Berdasarkan aktivitas itu,
dapat mengukur ciri-ciri mutu produk dan membandingkan dengan spesifikasi
tertentu, serta mengambil tindakan penyesuaian bila terjadi penyimpangan antara
yang sebenarnya dengan standar yang telah ditentukan.
Pengakuan bahwa kegagalan menghasilkan produk bermutu tinggi
menimbulkan biaya produksi tinggi mendorong perusahaan untuk meningkatkan
mutu atas produk mereka. Banyak perusahaan menyadari bahwa strategi yang
dipicu oleh peningkatan mutu dapat mengarahkan pada keunggulan pasar yang
signifikan, meningkatkan laba, dan memberikan kesejahteraan jangka panjang.
Perusahaan cenderung memilih bersaing melalui harga yang rendah bukan berarti
memilih untuk memproduksi dengan mutu yang rendah. Harga yang rendah harus
memenuhi harapan pelanggan.
Dengan menerapkan manajemen mutu ISO 9001:2000, mutu dapat
dikendalikan dan penyimpangan – penyimpangan yang terjadi dapat ditekan
serendah mungkin, sehingga memungkinkan perusahaan mengeliminasi
pemborosan, menyederhanakan proses, dan berfokus pada penggunaan praktek
mutu yang terbukti menurunkan biaya produksi dan pada akhirnya mempengaruhi
setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan.
PT Royal Standard merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam
bidang industri kertas dan percetakan (paper and security printing). Hasil
produksi yang dihasilkan oleh PT Royal Standard berupa continuous form,
photocopy paper, amplop, alat-alat tulis kantor (stationary), dan lain-lain. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen agar mendapatkan produk terbaik dengan mutu
tetap terjaga, maka PT Royal Standard melakukan langkah sertifikasi produk. Saat
ini kualitas pengolahan dan produknya terjaga melalui sertifikasi ISO
9001:2000 yang telah diterima oleh PT Royal Standard pada tahun 2006. Hal
tersebut membuat PT Royal Standard memfokuskan perhatian terhadap
pemenuhan target kepuasan pelanggan dan turut juga memperhatikan
pengendalian biaya produksi sehingga standar mutu tersebut dapat terpenuhi dan
laba yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian terhadap penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 di PT Royal
Standard Medan dan bagaimana peranan penerapan manajemen mutu ISO
9001:2000 tersebut dalam mengendalikan biaya produksi dan meningkatkan laba
pada PT Royal Standard Medan serta menuangkan hasilnya dalam bentuk skripsi
dengan judul: “Peranan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam
Pengendalian Biaya Produksi dan Peningkatan Laba pada PT Royal
Standard Medan”
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis, persaingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan
lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan
adalah melalui harga, diferensiasi produk atau jasa, fleksibilitas, waktu
pengiriman, dan mutu. Tidak dapat dipungkiri, mutu telah menjadi syarat utama
bagi kesuksesan bisnis. Persaingan bisnis di tingkat global semakin memberikan
banyak pilihan kepada konsumen, sehingga konsumen dalam memesan produk
dan jasa sangat memperhatikan biaya dan nilai. Oleh karena itu, untuk dapat
bertahan dan berhasil dalam lingkungan persaingan global, perusahaan harus
menghasilkan produk yang bermutu dan memberikan pelayanan yang bermutu.
Perhatian penuh kepada mutu akan memberikan dampak positif kepada
perusahaan, salah satunya dampak terhadap biaya produksi. Dampak terhadap
biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat
konformansi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat
kerusakan yang mungkin terjadi. Dengan demikian, proses produksi yang
memperhatikan mutu akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas dari
kerusakan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan terhindar dari pemborosan dan
inefisiensi sehingga biaya produksi akan menjadi rendah. Dampak terhadap
peningkatan laba terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas
yang berharga kompetitif. Konsumen akan memilih produk berkualitas tinggi
pada tingkat harga yang kompetitif. Hal ini akan meningkatkan penjualan dari
produk-produk tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.
Meningkatkan mutu tidak mudah, diperlukan usaha – usaha yang keras dan
serius. Banyak perusahaan yang belum benar – benar memahami bagaimana cara
meningkatkan mutu atau tidak puas dengan mutu yang telah dicapai. Untuk
menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan
terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan.
Salah satu cara meningkatkan mutu adalah dengan menerapkan suatu standar
manajemen mutu dalam perusahaan. Standar mutu internasional yang digunakan
secara luas di dunia telah diterbitkan oleh badan International Organization for
Standardization (ISO). ISO berisi beberapa seri standarisasi untuk jaminan mutu
akan produk yang dihasilkan perusahaan. ISO 9001:2000 merupakan salah satu
seri terlengkap. Menurut Gasperz (2002:1) ISO 9001:2000 adalah ”Suatu standar
internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu
manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan
memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.” Manajemen
mutu merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen. Berdasarkan aktivitas itu,
dapat mengukur ciri-ciri mutu produk dan membandingkan dengan spesifikasi
tertentu, serta mengambil tindakan penyesuaian bila terjadi penyimpangan antara
yang sebenarnya dengan standar yang telah ditentukan.
Pengakuan bahwa kegagalan menghasilkan produk bermutu tinggi
menimbulkan biaya produksi tinggi mendorong perusahaan untuk meningkatkan
mutu atas produk mereka. Banyak perusahaan menyadari bahwa strategi yang
dipicu oleh peningkatan mutu dapat mengarahkan pada keunggulan pasar yang
signifikan, meningkatkan laba, dan memberikan kesejahteraan jangka panjang.
Perusahaan cenderung memilih bersaing melalui harga yang rendah bukan berarti
memilih untuk memproduksi dengan mutu yang rendah. Harga yang rendah harus
memenuhi harapan pelanggan.
Dengan menerapkan manajemen mutu ISO 9001:2000, mutu dapat
dikendalikan dan penyimpangan – penyimpangan yang terjadi dapat ditekan
serendah mungkin, sehingga memungkinkan perusahaan mengeliminasi
pemborosan, menyederhanakan proses, dan berfokus pada penggunaan praktek
mutu yang terbukti menurunkan biaya produksi dan pada akhirnya mempengaruhi
setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan.
PT Royal Standard merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam
bidang industri kertas dan percetakan (paper and security printing). Hasil
produksi yang dihasilkan oleh PT Royal Standard berupa continuous form,
photocopy paper, amplop, alat-alat tulis kantor (stationary), dan lain-lain. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen agar mendapatkan produk terbaik dengan mutu
tetap terjaga, maka PT Royal Standard melakukan langkah sertifikasi produk. Saat
ini kualitas pengolahan dan produknya terjaga melalui sertifikasi ISO
9001:2000 yang telah diterima oleh PT Royal Standard pada tahun 2006. Hal
tersebut membuat PT Royal Standard memfokuskan perhatian terhadap
pemenuhan target kepuasan pelanggan dan turut juga memperhatikan
pengendalian biaya produksi sehingga standar mutu tersebut dapat terpenuhi dan
laba yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian terhadap penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 di PT Royal
Standard Medan dan bagaimana peranan penerapan manajemen mutu ISO
9001:2000 tersebut dalam mengendalikan biaya produksi dan meningkatkan laba
pada PT Royal Standard Medan serta menuangkan hasilnya dalam bentuk skripsi
dengan judul: “Peranan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam
Pengendalian Biaya Produksi dan Peningkatan Laba pada PT Royal
Standard Medan”
BAB IV
MANAJEMEN INTERNASIONAL
Dalam
organisasi, manajemen merupakan suatu proses yang dinamis. Untuk itu
banyak organisasi yang melakukan bisnis yang tidak hanya mencakup intern
saja. Untuk mengembangkan bisnis yang lebih luas lagi banyak organisasi
yang melaksanakan bisnisnya melewati batas daerah atau wilayah
tertentu. Tentunya dengan adanya pengembangan bisnis tersebut harus
diiringi dengan konsep-konsep manajemen secara global.
Manajamen Internasional adalah proses penerapan teknik-teknik dan
konsep dan konsep manajemen dalam arena lingkungan internasinal. Dalam
era globalisasi sekarang ini, di samping istilah ekonomi internasional
yang meliputi perdagangan dan keuangan internasional, ternyata istilah
bisnis internasional semakin dikenal dan banyak digunakan. Istilah ini
biasanya juga dikaitkan dengan transaksi yang menyangkut ekspor dan
impor barang, modal dan jasa lainnya dan pelaku utamanya yang sering
disebut sebagai multinational corporation (MNC).Sehubungan dengan ini, timbul pertanyaan: “apa dan bagaimana perbedaan antara studi bisnis internasional dengan studi ekonomi internasional? “karena pada umumnya, sebagian besar topuk yang dibicarakan dalam kedua bidang studi tersebut relative sama. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian dan beberapa aaspek dari bisnis internasional, sehingga dapat dipahami perbedaaan antara keduanya.
Bisnis intrnasional (BI) diartikan sebagai suatu studi tentang transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan internasional (ekspor dan impor) dan foreign investment (baik direct maupun indirect atau portofolio) yang dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi dengan tujuan mendapatkan/ manfaat tertentu. Sedangkan, ekonomi internasional (ekin) diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor), yang meliputi perdagangan, keunagan dan moneter, serta organisasi (swasta dan pemerintah) dan kerja sama ekonomi antarnegara (internation).
Dari perbandingan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan beberapa perbedaan pokok antara keduanya, yaitu sebagai berikut:
- Studi bisnis internasional lebih menekankan multi aspek sari aplikasi transaksi internasional, sedangkan studi ekonomi internasional lebih menekankan aspek teori ekonomi normative dari transaksi internasional.
- Karena bersifat multi aspek, maka studi bisnis internasional mempunyai pendekatan interdiscipl nary, sedangkan studi ekonomi internasional lebih menekanakan aspek ilmu ekonomi.
- Studi bisnis internasional relative lebih menekankan aspek mikro, sedangkan ekonomi internasional relative lebih menekanakan aspek makro.
- Studi bisnis internasional lebih menekanakan aspek manajerial stategis, sedangkan ekonomi internasional lebih menekankan aspek teoritis.
Dalam era globalisasi saat ini, yang ditandai dengan adanya keterbukaan, keterkaitan, ketergantungan dan persaingan yang semakin ketat, telah menyebabkan tuntutan pengetahuan tentang teori dan praktik bisnis internasional semakin dirasakan bagi setiap individu, organisasi/perusahaan, maupun Negara/pemerintah. Tuntutan pengetahuan teori dan praktek bisnis internasional tersebut merupakan konsekuensi logis dari proses interaksi dari komponen utama yang merupakan motor globalisasi yaitu sebagai berikut:
- Deregulation
- Invention/innovation/diffusion
- Competitive advantage
- Cros borderless
Keempat komponen utama diatas, baik secara langsung maupun tidak langsung sangat berkaitan langsung dengan bisnis internasional. Arus globalisasi akibat modernisasi dan kemajuan tekhnologi dibidang manufacturing, rekasa tekhnologi, transportasi dan telekomunikasi telah mendorong setiap perusahaan maupun perusahaan untuk melakukan deregulasi agar dapat mengikuti dan melakukan invention, innovation dan diffusion untuk dapat memiliki competitive advantage dalam menghadapi berbagai kativitas bisnis internasional yang bersifat cross borderless.
Bisnis
global adalah merupakan kegiatan atau aktivitas pemenuhan kebutuhan
dengan membeli dan menjual barang dan jasa dari atau ke Negara yang
berbeda. Aktivitas global tersebut perlu adanya proses manajemen,
sehingga yang dimaksud dengan manajemen global adalah manajemen
organisasi yang melaksanakan bisnis di lebih dari satu Negara.
STRATEGI BISNIS GLOBAL
Bisnis
global adalah bisnis yang melakukan transaksi barang dan jasa melewati
batas suatu Negara untuk tujuan memperoleh keuntungan. Dalam
perekonomian global, segala bentuk dan ukuran bisnis
internasional/multinational merupakan dasar dari perdagangan dunia serta
perpindahan bahan baku,
barang jadi dan jasa-jasa khusus dari satu Negara ke Negara lain.
Cara-cara yang ditempuh untuk memulai bisnis global biasanya :
- GLOBAL SOURCING (Pendanaan Global)
Proses
pengolahan dan/atau pembelian komponen-komponen dari berbagai penjuru
dunia, kemudian merakitnya ke dalam suatu produk akhir. Dengan kata
lain, cara ini merupakan pembagian kerja secara internasional, artinya
kegiatan-kegiatan tertentu akan dilakukan di Negara-negara yang bisa
melakukannya dengan biaya paling murah.
- EKSPORTING DAN IMPORTING
Eksporting
yaitu menjual produk yang dihasilkan dari dalam ke pasar luar negeri,
dan importing yaitu membeli produk-produk dari luar negeri dan
menjualnya di Negara sendiri.
- LICENSING DAN FRANCHISING (Waralaba)
Yaitu
merupakan pendekatan dimana suatu perusahaan memberikan hak penuh atas
merek, teknologi, atau spesifikasi produk perusahaan itu kepada
perusahaan lain dengan imbalan berupa pembayaran sejumlah uang sekaligus
(lump-sum payment) atau uang jasa (fee),
yang bisaanya didasarkan pada penjualan. Perbedaan antara lisensi dan
waralaba adalah bila lisensi biasanya digunakan untuk perusahaan
pabrikan (mahufacturing), sedangkan waralaba biasanya digunakan oleh perusahaan jasa.
- JOINT VENTURE (Usaha Patungan)
Joint
Venture internasional merupakan sesuatu aliansi strategis yang membantu
pihak-pihak terlibat untuk memperoleh manfaat yang akan diperoleh
melalui cara bekerja sama, atau sulit untuk dicapai secara sendirian.
Cara ini diwujudkan dalam bentuk pembelian saham dan atau investasi
langsung dari suatu perusahaan asing dalam suatu wilayah lokal tertentu;
cara lain dapat berupa pembentukan bentuk usaha yang baru sama sekali
oleh perusahaan asing dan lokal.
- WHOLLY OWNED SUBSIDIARIES (Anak Perusahaan yang Dimiliki Secara Penuh)
Wholly
owned subsidiaries adalah suatu perusahaan dengan operasi lokal yang
dimiliki dan dikendalikan secara penuh oleh perusahaan asing. Seperti
juga pada joint venture, anak perusahaan asing seperti ini mungkin bisa
dibentuk melalui investasi secara langsung dalam operasi atau melalui
pembelian saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan cara melakukan
investasi semacam itu, perusahaan asing jelas-jelas mengambil resiko
usahanya. Perusahaan tersebut harus yakin bahwa mereka memiliki keahlian
yang diperlukan untuk mengendalikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam lingkungan yang baru. Dalam hal ini, pengalaman
sebelumnya yang diperoleh melalui joint venture akan terbukti sangat
bermanfaat.
Perusahaan Multinasional
Perusahaan
multinasional adalah perusahaan yang menyelenggarakan operasinya di dua
Negara atau lebih sekaligus dan berbasis pada Negara asalnya. Cara
perusahaan-perusahaan beroperasi secara global bisa bermacam-macam. Perusahaan multinasional yang ethnocentric
menerapkan kendali atas operasi luar negerinya dari kantor pusat, dan
berharap perusahaan-perusahaannya diluar negeri mengoperasikan usahanya
dengan cara sama seperti yang dilakukan Negara asal, sehingga perusahaan
ini sering menimbulkan keluhan dari perusahaan lokal karena tidak
mengindahkan kebutuhan dan kebudayaan lokal. Sebuah perusahaan multinasional yang policentris
lebih memberikan kebasan beroperasi, menghargai perbedaan yang ada di
pasar dalam masing-masing Negara, dan berusaha untuk mencapai rencana
yang “multidomestik”, seperti disain produk dan iklan yang menganggap
bahwa setiap Negara sebagai wilayah terpisah yang kompetitif. Bentuk perusahaan multinasional yang lebih transnasional
adalah perusahaan-perusahaan yang geocentric, yakni perusahaan yang
mengusahakan integrasi menyeluruh dalam operasi globalnya dengan cara
beroperasi tanpa mempunyai prasangka, dan membuat keputusan-keputusan
utama dari perspektif global serta menggunakan eksekutif senior dari
banyak Negara yang berbeda.
Isu-Isu Manajemen dalam Perusahaan Multinasional
Pada
saat pasokan sumber daya, arus produk, dan pasar tenaga kerja semakin
mencakup batas-batas Negara, tindakan perusahaan multinasional sangat
berpengaruh dalam perekonomian global, karena perusahaan multinasional
mempunyai kebaikan dan keburukan bagi host-country (Negara pengundang).
Adapun keburukan perusahaan multinasional bagi host-country adalah:
a. keuntungan terlalu besar
b. menguasai perekonomian
c. campur tangan pemerintah
d. hanya mengambil tenaga lokal
e. tidak ada ahli teknologi
f. tidak menghargai kebisaaan hukum, kebutuhan lokal
Keburukan bagi perusahaan multinasional sendiri:
a. balasan keuntungan
b. pembebanan sumber daya yang lebih mahal
c. aturan yang terlalu mengeksploitasi
d. batasan divisi
e. tidak memenuhi kewajiban perjanjian
Kebaikan perusahaan multinasional bagi host-country:
a. pertumbuhan
b. pendapatan
c. belajar
d. pengembangan
Idealnya, perusahaan multinasional maupun host-country mendapatkan
manfaat dari hubungan tersebut. Negara yang menerima (host country)
mendapatkan manfaat dari pajak yang bertambah besar, semakin menigkatnya
lapangan kerja yang tersedia, alih teknologi, ekspansi modal,
pengenalan industri-industri khusus, dan pengembangan sumber daya
setempat.
Beberapa
negara yang ditempati perusahaan-perusahaan multinasioanl (host
country) kadang-kadang mengeluh bahwa perusahaan-perusahaan
multinasional:
· mengambil laba yang terlalu besar
· menguasai perekonomian lokal
· mencampuri pemerintahan lokal
· tidak mampu membantu mengembangkan peruasahaan lokal
· mengambil tenaga kerja lokal yang paling berpotensi
· tidak berhasil dalam melakukan alih teknologi yang lebih maju
· tidak mau memahaimi kebiasaan, hukum dan kebutuhan setempat
Perusahaan multinasioanl juga merasa bahwa mereka dieksploitasi dalam
hubungannya
dengan negara tuan rumah. Perusahaan-perusahaan multinasional juga
menghadapi kesulitan di negara asal atau kantor pusat mereka. Hal ini
terjadi khususnya apabila perusahaan-perusahaan multinasioanal menjadi
lebih berorientasi internasional. Kritik yang terlontar paling banyak
biasanya terpusat pada hilangnya kesempatan untuk bekerja karena pasar
tenaga kerja asing yang lebih murah, serta larinya investasi modal ke
luar, serta praktek korupsi di negara-negara luar.
PENGARUH LINGKUNGAN PADA OPERASI PASAR GLOBAL
Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam perekonomian global terus berlangsung secara
dramatis. Perusahaan-perusahaan multinasioanl semakin banyak dan semakin
bersifat transnasional. Namun, lingkungan juga masih tetap kompleks,
sehingga beberapa perusahaan dan Negara berusaha mencari keunggulan
kompetitif dalam era yang dinamis seperti itu. Supaya berhasil dalam
perekonomian global, para manajer harus mampu menghadapi banyak
perbedaan dalam system perekonomian, hukum-politik, pendidikan dan
social budaya.
Perbedaan-Perbedaan Bidang Perekonomian
Bangsa-bangsa
di dunia sama-sama mengalami permasalahan, kebutuhan dan kepedulian
ekonomi, dan kerjasama ekonomi regional semakin berkembang. Namun
demikian, perbedaan dalam bidang ekonomi harus tetap diakui.
Perbedaan-Perbedaan Bidang Politik-Hukum
Sistem
politik dunia berbeda berdasarkan dua ekstrim. Dalam system demokrasi,
pemilihan dilakukan secara bebas dan wakil-wakil kelompok menentukan
kepemerintahanan dengan partisipasi terbuka masyarakat secara
keseluruhan. Sebaliknya, dalam system totalitarian, perwakilan dalam
pemerintahan dibatasi oleh kediktatoran atau aturan satu partai. Kedua
bentuk pemerintahan semacam itu saat ini sudah merupakan hal yang umum,
dan dunia bisnis diperumit oleh perbedaan system tersebut berkaitan
dengan batasan operasi serta resiko yang dihadapi. Resiko yang paling
besar adalah bahwa mungkin host country, karena perubahan dalam
pemerintahan atau kepemimpinan politik, melakukan “expropriate” atau
mengambil alih kepemilikan secara penuh dari semua kekayaan asing tanpa
pembayaran.
Hukum
pemerintahan juga berbeda-beda, dan organisasi-organisasi diharapkan
untuk mematuhi hukum Negara tempat perusahaan tersebut beroperasi.
Semakin berbeda hukum suatu Negara semakin sulit
bagi bisnis internasional untuk menyesuaikan diri dengan cara-cara
setempat. Permasalahan di bidang hukum lain menyangkut praktek
incorporation atau inkorporasi dan kepemilikan usaha, perundingan dan
penerapan perjanjian dengan pihak-pihak luar, perlidungan atas hak
patent/merk dagang/copyright, serta dalam menangani batasan valuta
asing.
Perbedaan-Perbedaan Bidang Pendidikan
Manusia
merupakan sumber daya yang paling penting bagi organisasi, dan karena
sistem pendidikan antara Negara satu dengan Negara lain berbeda-beda,
maka ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
juga berbeda-beda. Manajer yang menyadari hal tersebut akan menbantu
dalam memimpin organisasinya untuk mengarahkan investasinya lebih besar
ke dalam sistem pendidikan, program pelatihan, dan tempat kerja yang
nyaman untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia.
Perbedaan-Perbedaan Bidang SosialBudaya
Culture
atau budaya merupakan seperangkat kepercayaan, nilai, dan pola perilaku
bersama yang diterima oleh sekelompok orang. Setiap orang yang
mengunjungi Negara lain sadar bahwa pasti akan terdapat perbedaan
budaya. Culture shock atau gegar budaya, adlah kebingungan dan rasa
ketidaknyamanan yang dialami oleh seseorang apabila ia berada pada suatu
budaya yang belum dikenal, yang sekaligus ini mengingatkan bahwa
perbedaan-perbedaan semacam itu harus diatasi sehingga orang bias dengan
nyaman bepergian ke seluruh dunia. Dampak terhadap bisnis dan manajemen
dari perbedaan social budaya tersebut juga perlu dipahami.
Tahap-tahap dalam menyesuaikan diri terhadap suatu budaya baru
- Confusion: hubungan pertama kali dengan suatu budaya baru mengakibatkan merasa resah, kurang nyaman, serta memerlukan informasi dan nasehat.
- Small victories: interaksi yang terus menerus akan membuahkan beberapa “keberhasilan” dan kepercayaan diri akan tumbuh dalam mengatasi permasalahan sehari-hari
- The honeymoon: suatu masa dimana kekaguman, kelekatan terhadap budaya, dan kecintaan terhadap hal-hal lokal yang dipandang secara positif
- Irritation and anger: suatu masa dimana sikap negative menggantikan sikap positif, dan budaya baru menjadi sasaran kecaman
- Reality: suatu masa penyeimbangan kembali, mapu menikmati budaya baru sekaligus mengakui kelemahan-kelemahan yang ada.
Ethnocentrism,
atau kecenderungan untuk melihat budaya sendiri lebih ungguk
dibandingkan dengan budaya pihak lain, harus dihindari. Namun untuk
benar-benar bias memahami budaya asing juga sangat sulit, mengingat
budaya lokal sendiri saja juga sangat beranekaragam. Supaya dapat
menghargai perbedaan-perbedaan semacam itu, serta supaya dapat berhasil
dalam melakukan usaha di luar negeri, serta mengurangi gegar budaya yang
timbul, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti
terlihat dalam tahap-tahap dalam menyesuaikan diri terhadap suatu budaya
baru. Menyadari diri sendiri, serta peka terhadap budaya luar merupakan
dasar paling utama, juga tidak boleh dilupakan, kesediaan untuk
menghadapi perbedaan bahasa, penggunaan jarak, waktu, agama, dan
penggunaan perjanjian.
Perbedaan-Perbedaan dalam Budaya Nasional
Lima dimensi yang digunakan untuk menggambarkan nilai-nilai dari budaya nasional:
- Power distance: sejauh mana suatu masyakat menerima pembagian kekuasaan yang tidak seimbang dalam organisasi
- Uncertainty avoidance: sejauh mana suatu masyarakat bersedia menerima resiko serta ketidakpastian situasional
- Individualism-collectivism: sejauh mana suatu masyarakat menekan kepentingan-lepentingan individu dibandingkan dengan nilai-nilai bersama atau kelompok
- Masculity-femininity: sejauh mana suatu masyarakat menekankan prestasi dan hal-hal material dibandingkan dengan perhatian yang lebih besar pada hubungan manusiawi serta perasaan
- Short-term-long orientation: sejauh mana masyarakat menekankan pertimbangan masa depan dibadingkan dengan perhatian besar pada masa lalu dan sekarang
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM LINTAS BUDAYA
Keempat
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian semuanya dapat diterapkan dalam konteks bisnis global. Ke
empat fungsi tersebut sebaiknya diterapkan secara benar dalam suatu
Negara dan budaya. Persaingan dan perekonomian global telah memunculkan
manajer global, yakni seseorang yang merasa tidak asing dengan
keanekaragaman budaya secara cepat menemukan peluang dalam lingkungan
yang kurang begitu dikenal, serta mampu mengendalikan tekanan-tekanan
ekonomi, sosial, teknologi dan lainnya untuk kepentingan organisasi.
Secara singkat manajer global, mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen
melintasi batas-batas budaya dan nasional dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1 Edisi Bahasa Indonesia. Andi. Yogyakarta.
http://ibud.trimendes.com/2013/08/01/manaemen-internasional/ at 1.55 pm
No comments:
Post a Comment